Chemical Safety and Security (CSS) 2025 Program Studi Pendidikan Kimia: Workshop dengan tema “Laboratorium Tangguh: Pencegahan, Proteksi, dan Penanganan Risiko.”
Chemical Safety and Security (CSS) 2025 Program Studi Pendidikan Kimia: Workshop dengan tema “Laboratorium Tangguh: Pencegahan, Proteksi, dan Penanganan Risiko.”

Ciputat, 20 September 2025 — Teater Lantai 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dipenuhi antusiasme mahasiswa baru Pendidikan Kimia angkatan 2025. HMPS Pendidikan Kimia bersama Asisten Laboratorium Pendidikan Kimia menggelar acara Chemical Safety and Security (CSS) 2025 bertema “Laboratorium Tangguh: Pencegahan, Proteksi, dan Penanganan Risiko.”

Acara ini bertujuan menanamkan pemahaman dasar tentang keamanan, kesehatan, dan keselamatan (K3) di laboratorium. “Acara ini dibutuhkan mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki laboratorium. Mereka harus memahami dasar-dasar keselamatan, teknik praktikum kimia, serta bagaimana menerapkan K3 sebagai bekal utama,” ujar Ketua Pelaksana CSS 2025.

Acara ini dipandu oleh para pemateri dari kakak-kakak mahasiswa Pendidikan Kimia yang telah berpengalaman di laboratorium, antara lain: Dhea Aulia, Bayu Firmansyah, Rafi Firdaus, Azzahra Nur Fajrina, Abdul Rohman, Mahardhika Falah Afandi, Hanni Tya Agustin, Putri Andinie, dan Latifah Asmarani. Mereka membagikan pengalaman serta memberikan arahan praktis terkait penerapan K3. Selain itu, kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Bapak Iwan Setiawan, S.Pd. dan Ibu Lilis Wijayanti, M.Si selaku laboran, serta kehadiran Bapak Tonih Feronika, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, yang mendampingi mahasiswa dalam setiap sesi acara.

Materi yang disampaikan menegaskan bahwa kecelakaan di laboratorium bisa terjadi tanpa disadari jika prosedur keselamatan tidak ditaati. Penggunaan APD, penataan bahan kimia sesuai sifatnya, serta sikap serius saat praktikum menjadi fokus utama pemaparan. “Hal-hal kecil ini menentukan keselamatan bersama di laboratorium,” tegas salah satu pemateri. Momen yang paling menyita perhatian peserta adalah demonstrasi pemadaman api. Peserta mendapat penjelasan ilmiah tentang penyebab munculnya api, kemudian mencoba langsung memadamkan api dari spirtus menggunakan pasir. Sesi ini melatih keterampilan problem solving mahasiswa saat menghadapi kondisi darurat di laboratorium. Untuk menjaga semangat, peserta diajak mengikuti games menyusun denah laboratorium kimia secara berkelompok serta ice breaking menjelang penutupan. Di akhir acara, mahasiswa baru menyimpulkan pengalaman yang didapat. “Setelah ikut CSS, aku jadi lebih aware, bukan hanya fokus pada praktikum tapi juga memperhatikan potensi bahaya di sekitarnya,” ungkap salah satu peserta. Peserta lain berharap agar CSS terus diadakan setiap tahun dengan porsi praktik lebih banyak. “Supaya kita lebih terlatih menghadapi masalah nyata di laboratorium,” tambahnya.

dari spirtus menggunakan pasir. Sesi ini melatih keterampilan problem solving mahasiswa saat menghadapi kondisi darurat di laboratorium. Untuk menjaga semangat, peserta diajak mengikuti games menyusun denah laboratorium kimia secara berkelompok serta ice breaking menjelang penutupan. Di akhir acara, mahasiswa baru menyimpulkan pengalaman yang didapat. “Setelah ikut CSS, aku jadi lebih aware, bukan hanya fokus pada praktikum tapi juga memperhatikan potensi bahaya di sekitarnya,” ungkap salah satu peserta. Peserta lain berharap agar CSS terus diadakan setiap tahun dengan porsi praktik lebih banyak. “Supaya kita lebih terlatih menghadapi masalah nyata di laboratorium,” tambahnya.